Pengajaran berdasarkan masalah berlandaskan pada psikologi kognitif sebagai pendukung teoritisnya. Fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang dilakukan siswa (perilaku mereka), melainkan kepada apa yang mereka pikirkan pada saat mereka melakukan kegiatan. Walaupun peran guru pada pelajaran berdasarkan masalah kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lebih lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Pembelajaran berbasis masalah akan ditelusuri melalui tiga aliran pikiran utama abad ke 20.
Makalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Dewey dan Kelas Demokrasi
menemukan akar intelektualnya pada penelitian John Dewey. Dewey
menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di sekolah seharusnya
mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan
laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang nyata. Dewey dan
sejawatnya seperti Kill Patrick (1918), mengemukakan bahwa pembelajaran
di sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat daripada abstrak dan
pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik
dan pilihan mereka sendiri. Visi pembelajaran yang berdaya guna atau
berpusat pada masalah digerakkan oleh keinginan bawaan siswa untuk
menyelidiki secara pribadi situasi yang bermakna secara jelas
menghubungkan pembelajaran berbasis masalah kontemporer dengan filosofi
pendidikan pedagogi Dewey.
2. Piaget, Vigostky dan Konstruktivisme
Sementara Dewey memberikan dasar
filosofis untuk pembelajaran berbasis masalah, psikologi abad 20 telah
banyak memberikan dukungan teoritis. Ahli psikologi Eropra Jean Piaget
dan Lev Vygotsky merupakan tokoh dalam pengembangan konsep
kontruktivisme dan di atas konsep inilah pembelajaran berbasis masalah
kontemporer diletakkan.
Jean Piaget (1886-1980) seorang ahli
psikologi, selama 50 tahun lebih mempelajari bagaimana anak berpikir dan
proses-proses yang berkaitan dengan perkembangan intelektual. Dalam
penjelasan tentang bagaimana perkembangan intelektual pada anak kecil,
Piaget menegaskan bahwa anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara
terus menerus berusaha memahami dunia disekitarnya. Rasa ingin tahu ini,
menurut Piaget memotivasi mereka untuk secara aktif membangun tampilan
dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Pada saat
mereka tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahsa
dan memori, tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan
lebih abstrak. Sementara itu, pada semua tahap perkembangan, anak perlu
memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki dan
membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.
Lev Vygotsky (1896-1934) adalah seorang
ahli psikologi Rusia yang seperti halnya Piaget. Vygotsky percaya bahwa
perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan
pengalaman baru dan menantang dan ketika mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini. Dalam upaya
mendapatkan pemahaman, individu mengaitkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan membangun pengertian baru.
Sementara itu, keyakinan vygotsky berbeda dengan keyakinan Piaget dalam
beberapa hal penting. Piaget memusatkan pada tahap perkembangan
intelektual yang dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar
konteks sosial dan budaya, Vygotsky memberi tempat yang lebih penting
pada aspek sosial pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa interaksi
sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ode baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa.
Satu ide kunci yang berkembang dari ide Vygotsky tentang aspek sosial belajar adalah konsepnya tentang zone of proximal development.
Menurut Vygotsky, siswa mempunyai dua tingkat perkembangan yaitu:
tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat
perkembangan aktual didefinisikan sebagai pemfungsian intelektual
individu saat ini dan kemampuan untuk belajar sesuatu yang khusus atas
kemampuannya sendiri. Individu-individu juga mempunyai perkembangan
potensial, dimana Vygotsky mendefinisikan sebagai tingkat seseorang
individu dapat memfungsikan atau mencapai tingkat baru dengan bantuan
orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sejawat yang
kemampuannya lebih tinggi. Zona antara tingkat perkembangan aktual siswa
dan tingkat perkembangan potensial disebut zona perkembangan terdekat,
zona perkembangan terdekat adalah tingkat perkembangan sedikit di atas
tingkat perkembangan seseorang saat ini. Pentingnya ide-ide Vygotsky
dalam pendidikan adalah jelas. Pembelajaran terjadi melalui interaksi
sosial dengan guru dan teman sejawat. Melalui tantangan dan bantuan dari
guru atau teman sejawat yang lebih mampu, siswa bergerak ke dalam zona
perkembangan terdekat mereka dimana pembelajaran baru terjadi.
3. Bruner dan pembelajaran penemuan
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi
Harvard menyediakan teori pendukung penting yang kemudian dikenal
sebagai pembelajaran penemuan. Suatu model pembelajaran yang menekankan
pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu
disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui
penemuan pribadi. Tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya
pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk
penemuan siswa.
Pembelajaran berdasarkan masalah juga
bergantung pada konsep lain dari Bruner, yaitu scaffolding. Bruner
memberikan scaffoding sebagai suatu proses dimana seorang siswa dibantu
menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui
bantuan (scaffolding) dari seorang guru atau orang lain yang memiliki
kemampuan lebih.
Di publikasikan oleh : Muhamad Hasyim, S.Pd.I
sumber : masbied.com/
0 comments:
Posting Komentar