Untuk menjadi guru hebat
ada resepnya. Jika bahan utama untuk menjadi guru hebat ini digabungkan dengan
benar, akan menghasilkan kelas yang sangat efektif dan siswa yang produktif.
Guru hebat adalah guru yang memiliki mutu tinggi, terampil, dan mampu memberi
pengaruh besar sehingga mampu memberi dampak sepanjang hidup pada kehidupan
siswa.
Di dalam kelas berkumpul siswa dengan beragam latar belakang, kemampuan dasar, bakat, tantangan, dan pengalaman. Guru tidak bisa memandang siswanya bagai “sepotong kue” yang mudah dibuatnya dengan resep racikannya sendiri. Guru memerlukan memikiran dan menemukan cara yang tepat untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai dengan keinginan setiap siswa.
Seperti yang ditulis oleh Anita Moultrie Turner dalam Recipe for Great Teaching: 11 Essential Ingradients, yang SekolahDasar.Net kutip dari blog demangwaru.blogspot.com (22/09/2013), untuk menjadi guru yang hebat ada sebelas bahan utama yang disajikan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Sebelas bahan utama untuk menjadi guru ampuh itu adalah:
1. Rasa cinta dan kepedulian
Di dalam kelas berkumpul siswa dengan beragam latar belakang, kemampuan dasar, bakat, tantangan, dan pengalaman. Guru tidak bisa memandang siswanya bagai “sepotong kue” yang mudah dibuatnya dengan resep racikannya sendiri. Guru memerlukan memikiran dan menemukan cara yang tepat untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai dengan keinginan setiap siswa.
Seperti yang ditulis oleh Anita Moultrie Turner dalam Recipe for Great Teaching: 11 Essential Ingradients, yang SekolahDasar.Net kutip dari blog demangwaru.blogspot.com (22/09/2013), untuk menjadi guru yang hebat ada sebelas bahan utama yang disajikan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Sebelas bahan utama untuk menjadi guru ampuh itu adalah:
1. Rasa cinta dan kepedulian
Bahan utama untuk menjadi
guru hebat adalah cinta pada diri sendiri,
cinta pada profesi dan cinta terhadap siswa. Sebagai guru hebat harus berkata:
"Jika saya memberi mereka kebaikan, maka saya dapat menerima kebaikan dari
mereka.” Jika siswa mengagumi guru, penghormatan segera muncul.
2. Komunikasi
2. Komunikasi
Sering
terjadi proses pembelajaran di kelas di mana guru hanya mengajar 5 – 10 anak.
Mereka bukannya 25 atau 30 atau lebih. Sebagian besar siswa duduk
bermalas-malasan dengan gelombang otak yang tidak terarah, tidak mendengarkan
atau bermain sendiri. Guru hebat harus mengajar seluruh kelas. Guru harus dapat
menciptakan situasi pada anak malas tetapi mau menunjukkan jarinya sehingga
mengalami kesuksesan. Sehingga terjadi komunikasi yang harmonis antara guru dan
siswanya. Selain dengan siswa, orang tua juga perlu diajak komunikasi.
3. Pujian dan harga diri
3. Pujian dan harga diri
Guru
harus optimis dengan melihat sisi baik anak, jangan sebaliknya memandang
siswanya dengan pesimistis. “Anton, kau terlambat lagi!” Kalimat ini akan menimbulkan
rasa malu pada anak. Lain halnya dengan ucapan, “Anton kemarin kamu datang
tepat waktu dan saya senang. Mulai besok datanglah dengan tepat waktu!”
Mengajar dengan menggunakan pujian-pujian secara konsisten akan menghasilkan
kualitas pembelajaran yang mengagumkan.
4. Hormat dan harga diri
4. Hormat dan harga diri
Guru
sepenuhnya dapat menjadi model rasa hormat dan harga diri selama jam sekolah.
Guru harus memulai dari diri sendiri, dengan menjadi model perilaku menghormati
ketika mereka berhubungan dengan rekan kerja dan siswa.
5. Lingkungan ruang kelas
5. Lingkungan ruang kelas
Ciptakan
komunitas hangat dan dapat dipercaya bagi para siswa. Supaya terjadi komunikasi
yang jelas dan konsisten pastikan bahwa kelas adalah milik setiap orang.
Ciptakan ruang kelas merupakan lingkungan dengan banyak pernak-pernik,
misalnya: Visi dan Misi, Tata tertib kelas, pengumuman, contoh karya siswa, dan
sebagainya. Pengaturan tempat duduk sangat berpengarauh terhadap berlangsungnya
proses pembelajaran dan hasil belajar.
6. Manajemen kelas
6. Manajemen kelas
Guru
harus menentukan pedoman, aturan, dan prosedur yang jelas sehingga tercipta
interaksi setiap orang di kelas dengan efektif.
7. Disiplin, bersikaplah adil dan konsisten
7. Disiplin, bersikaplah adil dan konsisten
Tangani
perilaku yang tak diharapkan. Buat kontak mata langsung dengan siswa sehingga
mereka menganggap ada keseriusan. Gunakan kedekatan untuk menempatkan fisik
dengan siswa sehingga mereka memahami perilakunya tidak pantas. Tangani
disiplin dengan tenang, lembut, dan sadar. Lakukan dulu perilaku yang
diharapkan untuk ditiru siswa. Kaji ulang dengan siswa pada waktu terjadi
pelanggaran. Senantiasa konsisten dengan aturan yang dibuat.
8. Menyusun buku catatan
8. Menyusun buku catatan
Semua
siswa untuk biasakan memiliki buku catatan yang berisi tentang hasil kerja
siswa. Dengan ini diharapkan para siswa belajar bertanggung jawab atas tugas
mereka sendiri.
9. Ketrampilan kehidupan nyata ke dalam kurikulum
9. Ketrampilan kehidupan nyata ke dalam kurikulum
Sangat
penting siswa memahami bahwa keterampilan yang mereka pelajari di sekolah harus
bisa diterapkan ke keterampilan nyata yang mereka perlukan agar menjadi orang
dewasa yang sukses, sehat, dan makmur.
10.
Kolaborasi
Dalam
pembelajaran perlu adanya kolaborasi antar penyelenggara sekolah, baik antar
guru dengan guru, antar guru dengan karyawan maupun guru dengan orang tua
siswa. Perlu dibentuk tim untuk mengadakan pertemuan mingguan dan bulanan,
perencanaan pembelajaran, maupun pengamatan ke kelas siswa. Guru hebat memahami pentingnya kerja kolaborasi dengan guru lain.
11. Penyajian
11. Penyajian
Setelah
semua bahan dipersiapkan, guru siap untuk menyajikan ke dalam meja makan
pembelajaran. Kelas yang sudah dipersiapkan adalah milik Anda. Anda memiliki
kebebasan pribadi yang besar untuk memberikan pengaruh positif pada kehidupan
siswa. Mengajar merupakan profesi yang bersahaja, terhormat, dan menantang yang
mempengaruhi siswa, orang tua mereka, dan masyarakat mereka.
0 comments:
Posting Komentar